Gubernur Ali Mazi Ungkap Tantangan dan Peluang Hilirisasi Nikel di Sultra

oleh -4672 Dilihat
oleh
banner 468x60

Kedua, nilai ekspor yang tinggi sebagai dampak hilirisasi nikel ternyata belum berdampak banyak pada perekonomian daerah. Terlihat dari pertumbuhan ekonomi Sultra yang berada di kisaran 5-6%, sedangkan daerah penghasil lain, seperti Sulawesi Tengah  dan Maluku Utara, jauh di atas angka tersebut. Pertumbuhan ekonomi Sulteng berada di angka 11%, sementara Malut bahkan di angka 24% sepanjang 2022.

Ketiga, selain dana bagi hasil PNBP SDA pertambangan dan penerimaan pajak juga tidak tinggi akibat belum optimalnya penerimaan pajak di kawasan pertambangan. Akibatnya, nilai tambah sektor pertambangan tidak begitu terasa meski ekspor terus melejit. Hal ini dapat terjadi pada hilirisasi tahap awal dan dapat menjadi stagnan apabila hilirisasi tidak ditingkatkan ke tahap selanjutnya.

Keempat, lanjutnya, upaya peningkatan sektor di luar pertambangan, karena struktur yang timpang berbahaya bagi ekonomi daerah. Saat sektor pertambangan mandek, maka sektor-sektor lain yang bergantung akan ikut tertahan yang membuat masyarakat merasakan dampak buruknya. Padahal, sektor pertanian dan kelautan adalah dua sektor utama yang menopang perekonomian selama ini.

No More Posts Available.

No more pages to load.