Jakarta,ebcmedia- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat sebanyak 64 kali terjadi gempa susulan setelah gempa yang mengguncang Tuban, Jawa Timur, berkekuatan 5,9 magnitudo (m).
Melalui video daring atau online, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, menjelaskan gempa bumi tektonik yang mengguncang wilayah laut Jawa pada Jumat siang berkekuatan 5,9 magnitudo (m) disebabkan adanya aktivitas sesar aktif di Laut Jawa dengan mekanisme pergerakan geser atau strike–slip.
Akibat gempa tersebut, terjadi gempa susulan hingga pukul 20.00 WIB tercatat sebanyak 64 kali dengan kekuatan bervariasi, mulai yang paling kuat 6,5 magnitudo (m) dan terendah 2,7 6,5 magnitudo (m).
Daryono mengatakan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalamam hiposenternya gempa bumi yang terjadin di Tuban, merupakan jenis gempa bumi dangkal.
“Gempa bumi tektonik berkekuatan 5,9 dan 6,5 magnitudo di Laut Jawa tidak berpotensi tsunami. Gempa ini oleh BMKG diberi nama gempa Bawean. Hari ini, Jumat 22 Maret 2024, wilayah Laut Jawa Timur diguncang gempa tektonik sebanyak 2 kali, hasil analisis BMKG menunjukan bahwa gempa pertama pukul 11.22 WIB, dengan magnitudo aktif 5,9 dengan kedalaman 5,79 ls,dan 112,32 bj tepatnya di laut,” terang Daryono.
Kemudian, lanjutnya, gempa kedua terjadi pukul 15.53 WIB berkekuatan 6,5 magnitudo dengan kedalaman epicenter 5,92 ls, terletak koordinat 112,35 bt. Selanjutnya diikuti gempa kecil dengan magnitudo bervariasi hingga pukul 20.00 WIB hasil monitoring BMKG menunjukan telah terjadi aktivitas gempa sebanyak 64 kali, dengan magnitudo 2,7 yang paling kecil, dan paling besar 6,5 magnitudo.
Akibat gempa bumi tersebut, menurut laporan masyarakat terjadinya kerusakan di sejumlah rumah di Pulau Bawean, namun tidak berpotensi tsunami.
Sebagai informasi, BMKG mencatat gempa bumi di Laut Jawa terasa sampai ke Banjarmasin dan Balik Papan.(Oby).
