Sementara itu Wakil Bupati Gunung Kidul, Heri Susanto menegaskan, pihaknya siap memberikan kontribusi terhadap produksi pangan nasional melalui peningkatan luas areal tanam. Apalagi di Gunung Kidul saat ini banyak lahan tadah hujan yang belum tergarap optimal. ”Dari 64 ribu ha, baru sekitar 7.000 ha lahan yang tergarap optimal,” katanya.
Dengan program pompanisasi, baik dari air bawah tanah maupun air permukaan, Heri yakin luas tanam dan panen akan bertambah, hingga 2-3 kali dalam setahun dan peningkatan produktivitas tanaman. ”Kami berterima kasih atas dukungan pemerintah pusat, terutama untuk kebutuhan dan kemandirian pangan nasional,” ujarnya.
Sementara itu Kismadi, Petuas Pengamat Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Kecamatan Karang Mojo, saat ini kondisi serangan hama penyakit di lahan pertanaman padi petani tidak terlalu banyak. Untuk hama penggerak batang padi dan wereng, pihaknya sudah membimbing petani menggunakan agensia hayati.
”Paling sulit memang hama burung perit. Tapi kami bersama petani mengusirnya dengan menggunakan kaleng-kaleng yang dipasang di sawah,” katanya. (Rif)J