Jakarta, ebcmedia – Mochtar Riza Pahlevi Tabrani Eks Dirut PT Timah dihadirkan sebagai saksi dalam sidang lanjutan PT Timah Tbk dengan terdakwa Harvey Moeis pada Kamis (25/9/2024) di Pengadilan Negeri Tipikor Jakarta Pusat.
Hakim mencecar beberapa pertanyaan kepada Riza soal harga sewa smelter peralatan processing pelogaman timah untuk smelter swasta yang diwakili Harvey Moeis.
Terdakwa Harvey Moeis yang mewakili PT Refined Bangka Tin (PT RBT), Suparta selaku Direktur Utama PT RBT sejak tahun 2018, dan Reza Andriansyah selaku Direktur Pengembangan Usaha PT RBT sejak tahun 2017 di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (26/9/2024). Riza mengakui PT RBT mendapat harga sewa paling mahal dibanding empat smelter swasta lainnya yakni sebesar USD 4.000 per ton SN.
Harga sewa yang diberikan PT Timah ke empat smelter swasta lainnya hanya 3.700 per ton. PT Stanindo Inti Perkasa, PT Tinindo Internusa, PT Sariwiguna Binasentosa dan CV Venus Inti Perkasa empat smelter swasta yang diberikan harga sewa spesial.
“Apakah benar kemudian harga untuk RBT yang tertinggi?” tanya ketua majelis hakim Eko Aryanto.
“4.000,” jawab Riza.
“Terus yang lainnya 3.700?” tanya hakim.
“3.700,” jawab Riza.
Riza dicecar pertanyaan terkait perbedaan harga sewa tersebut. Apa alasan PT Timah memberikan harga istimewa untuk sewa smelter peralatan processing pelogaman ke PT RBT.
“Kenapa seperti itu? Saudara yang bikin perjanjian, yang tanda tangan. Coba jelasin. Nggak apa-ap Pak, dijelasin. Kok diistimewakan RBT, ada apa?” cecar hakim.
“Saya secara detail waktu itu ya, persiapan penyusunan program terus itu kan yang lead ya, teroperasi Yang Mulia. Tapi setahu saya waktu itu, ada mungkin nanti Pak Dir Ops (Emil Ermindra) bisa lebih menjelaskan lebih..,” jawab Riza.
“Jangan, saya nanya bapak sekarang. Jangan dialihakan ke orang lain,” tegur hakim.
“Ya Pak. Kenapa RBT 4 ribu..,” timpal Riza yang lalu dipotong hakim.
“Itu gampang aja Pak penjelasanya, nggak usah panjang-panjang deh. Kenapa gitu lho?” cecar hakim.
“Saya pernah dapat info, diinfokan bahwa RBT punya ISO (International Standard Organization), punya proper lingkungan segala macam itu,” jawab Riza.
Dia menjelaskan PT RBT memiliki ISO dan lebih qualified, alasan itulah yang menjadi pertimbangan PT Timah unfuk memberikan PT RBT harga sewa yang lebih mahal.
“Apa kaitanya angka 4.000 ini lho kenapa? coba jawab yang simpel aja pak, kenapa ada 4.000 ada 3.700?” tanya hakim.
“Ya tadi Pak,” jawab Riza.
“Yang tadi ISO itu?” tanya hakim.
“Ya itu yang saya dengar,” jawab Riza.
“Jadi lebih qualified?” tanya hakim.
“Lebih qualified,” jawab Riza.
“Lebih high dia? Lebih tinggi dia?” tanya hakim.
“Iya Pak,” jawab Riza.
(Dhii)