Komisi XI DPR RI Harap Libur Nataru Bisa Dongkrak Perekonomian Indonesia

oleh -728 Dilihat
oleh
banner 468x60

Jakarta, ebcmedia – Anggota Komisi XI DPR RI Anis Byarwati berharap Libur Nataru bisa memberikan dampak yang besar terhadap perekonomian Nasional.

“Sebagaimana libur hari-hari besar keagamaan seperti Idul Fitri, libur yang cukup panjang juga dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berlibur, pulang kampung, atau berbelanja, kita berharap memiliki multiplier effect (dampak yang besar) bagi perekonomian Nasional. Kalau kita hitung secara sederhana perputaran uang selama Nataru, Kemenhub memprediksi jumlah Pemudik Nataru sekitar 110,67 juta orang atau sekitar 27,66 Juta Keluarga,” ucap Anis Byarwati dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin(30/12/2024).

Anis menyebut, jika rata-rata setiap rumah tangga menghabiskan 3 juta saja, maka uang yang beredar sekitar 82,98 triliun. Angka tersebut, kata dia, bisa jauh lebih besar jika uang yang dibawa 3-5 juta.

“Bank Indonesia mengkonfirmasi telah menyiapkan uang tunai sebesar Rp 133,7 triliun, selama liburan Nataru 2024/2025, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam penarikan dan penukaran uang tunai dalam berbagai pecahan mata uang rupiah,” ujarnya.

Ketua DPP PKS Bidang Ekonomi dan Keuangan itu memprediksi, dari perhitungan tersebut, berkisar antara Rp90-100 Triliun. Bank Indonesia menyiapkan penarikan dan penukaran uang tunai sekitar Rp133,7 triliun.

“Walaupun Libur Nataru 2024 ini cukup panjang, tapi kondisi ekonomi masih belum pulih sepenuhnya. Daya beli masyarakat belum menunjukkan peningkatan yang signifikan. Kita bisa melihat indikator deflasi yang terjadi selama lima bulan terakhir, semenjak bulan Mei 2024. Selain itu, turunnya masyarakat kelas menengah akibat semakin beratnya beban hidup yang membuat mereka membatasi konsumsi dan spending untuk liburan,” ungkap dia.

Anis melihat, dalam liburan Nataru 2024 bisa menghasilkan perputaran uang sekitar Rp.100 triliun saja sudah sangat baik. Multiplier effect yang ditimbulkannya sudah sangat signifikan terutama untuk UMKM yang bergerak pada sektor transportasi, industri makanan dan minuman, pariwisata dan lainnya.

Politisi PKS ini berharap, Liburan Nataru 2024 ini bisa mendongkrak industri pariwisata nasional, terutama dalam mencapai target kunjungan wisatawan ke Indonesia sebesar 14,3 juta kunjungan selama tahun 2024.

“Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah kunjungan wisatawan secara kumulatif atau Januari-Oktober 2024 mencapai 11,57 juta kunjungan.

Jumlah tersebut mengalami peningkatan 20,45% dibanding periode yang sama tahun lalu. Kita masih defisit sebesar 2,73 juta wisatawan untuk berkunjung ke Indonesia selama libur Nataru. Angka sebesar tersebut tentunya tidak mudah untuk dicapai hingga Desember 2024.

Apalagi liburan Nataru 2024 ini, diprediksi didominasi oleh Wisatawan Lokal. Tentunya kita berharap, Pemerintah bisa mempersiapkan dengan baik, potensi wisatawan yang datang selama libur Nataru 2024,” ujarnya.

Disisi lain, ia optimis Liburan panjang tahun ini bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia. “Faktor perputaran uang selama liburan sangat strategis meningkatkan konsumsi rumah tangga dan meningkatkan pertumbuhan beberapa sektor ekonomi yang selama ini mendukung pertumbuhan ekonomi, seperti industri pengolahan, transportasi, komunikasi, pariwisata,” ujar Anis.

Dia juga menilai, kontribusi Libur Nataru 2024/2025 bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi di atas 5%. Sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia 2024 bisa bertahan di angka 5%, mengingat pertumbuhan ekonomi kuartal III-2024 hanya mencapai 4,95%. Begitupula Kuartal I-2025 bisa mencapai angka 5%,” papar dia.

Sementara itu,terkait outlook perekonomian 2025, Anggota Fraksi PKS ini menyebut optimis walaupun situasi dan kondisi yang tidak mudah pada tahun depan. Pemerintah masih memasuki masa transisi dari Pemerintahan sebelumnya.

Anis mengatakan, walaupun APBN 2025 dijalankan oleh Pemerintahan baru di bawah Presiden Prabowo dan diawasi oleh DPR periode 2024-2029, tetapi pemerintah masih akan menyesuaikan dengan program yang sudah disusun sebelumnya dan mencoba menyesuaikan dengan program baru.

“Semoga proses transisi ini bisa segera tuntas, sehingga Pemerintah baru bisa bekerja secara optimal pada tahun 2025. Kita melihat program 100 hari yang sudah disusun dalam APBN 2025 bisa dioptimalkan untuk membantu masyarakat khususnya masyarakat bawah dan kelas menengah yang semakin tergerus,” pungkas Politisi PKS itu.

(Red)

No More Posts Available.

No more pages to load.