BRIN soal Gerhana Matahari Bukan Penanda Awal Bulan Hijriah

oleh -904 Dilihat
oleh
banner 468x60

Jakarta, ebcmedia – Sebagian besar wilayah Indonesia bakal mengalami fenomena alam Gerhana Matahari Hibrida khususnya di Wilayah Indonesia bagian Timur yang akan melihat gerhana matahari total tersebut pada hari ini, Kamis (20/4/2023).

Diketahui fenomena gerhana matahari hibrida ini tidak terjadi setahun sekali sehingga dinilai sebagai kejadian langka dan unik.

Gerhana Matahari pada hari ini fenomena alam tersebut pun bertepatan dengan diselenggarakannya sidang isbat yang dimana sidang isbat tersebut untuk menentukan sebuah tanggal pasti Lebaran Idul Fitri pada tahun 2023.

Yakni bertepatan dengan dilakukannya pengamatan hilal untuk menentukan bulan baru atau 1 Syawal 1444 Hijriah atau Lebaran 2023, oleh Kementerian Agama (Kemenag) melalui sidang isbat, pada Kamis (20/4/2023).

“Pada dasarnya gerhana hanya menunjukkan bahwa sudah masuk fase bulan baru atau konjungsi,” ungkap Andi dilansir dari situs resmi BRIN.

Adapun Badan Riset dan Inovasi Nasional ( BRIN) juga menggandeng Lembaga Falakiyah PBNU untuk pantau Hilal hari ini sekaligus memantau gerhana matahari.

Andi menambahkan bahwa terlihat atau tidak terlihatnya sebuah hilal sangat bergantung dari beberapa sejumlah faktor.

“Mulai dari parameter Bulan sendiri (berupa tinggi atau elongasi dan magnitudo visual), parameter optis atmosfer (konsentrasi partikulat pencemar, uap air dan sebagainya) dan tingkat sensitivitas mata / sensor kamera,” jelasnya.

Lanjut Andi, hilal terlihat jika intensitas cahaya dari Bulan sabit lebih besar dibanding intensitas cahaya senja dan nilai kontras Bulan sabit lebih besar dibandingkan ambang batas kontras mata atau kamera.

“Karena warna hilal cenderung putih sementara syafak cenderung merah jingga kekuningan, maka secara alamiah kontras hilal relatif kecil, Kombinasinya dengan ketinggian yang sangat rendah terhadap ufuk dan pendeknya waktu yang tersedia sebelum Bulan terbenam, menjadikan upaya pengamatan hilal menjadi salah satu tantangan besar,” jelasnya.

“Kombinasinya dengan ketinggian yang sangat rendah terhadap ufuk dan pendeknya waktu yang tersedia sebelum Bulan terbenam, menjadikan upaya pengamatan hilal menjadi salah satu tantangan besar,” ucapnya.*** khalifah.

No More Posts Available.

No more pages to load.