Jakarta, ebcmedia – Kualitas udara ibukota yang dinilai sangat buruk, menurut Penjabat (PJ) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Uartono sebagai tantangan bagi Pemprov DKI Jakarta.
Kualitas udara Jakarta pada Selasa 6 Juni kemarin menjadi yang terburuk selama lebih dari sepekan pada periode 3- 12 Juni 2023.
Pantauan Selasa pukul 18.00, indeks kualitas udara (aqi) di wilayah Ibukota mencapai angka 152 aqi us atau tergolong dalam kategori tidak sehat.
Dikutip dari iq air, pada periode 3-12 Juni 2023/ kualitas udara Jakarta berkisar antara 110 – 152 aqi.
Selain indeks kualitas udara yang buruk, nilai polutan PM 2.5 di wilayah Jakarta juga cukup besar yakni 57,6 µg/m³, konsentrasi PM 2.5 ini 11,5 kali lipat nilai panduan kualitas udara tahunan who.
Menurut Heru, Pemprov DKI akan terus berbenah dengan menambah ruang terbuka hijau, melakukan penanaman pohon, uji emisi kendaraan hingga peralihan bahan bakar ke kendaraan alternatif sebagai upaya memperbaiki kualitas udara di Jakarta.
Tak hanya pemerintah, peran serta masyarakat juga diharapkan dapat membantu menurunkan emisi di Jakarta.
“Ya memang itu tantangan Pemda DKI. Makanya Pemda DKI terus berbenah, menambah RTH. Kita semua menanam pohon. Di sisi lain mengurangi emisi itu dengan misalkan uji emisi kendaraan, tentunya peralihan bahan bakar ke kendaraan alternatif diusahakan. Termasuk juga TransJakarta berbenah menggunakan bus listrik. Semua masyarakat sama-sama membantu. Ya itu harus jangka panjang ya, tapi dinas lingkungan hidup selalu tiap tahun bikin program tes uji emisi. Ya semuanya harus sama-sama menurunkan emisi,” ungkap di Jakarta, Rabu (8/6/2023).
Seperti diketahui, kualitas udara yang buruk bisa berdampak pada kesehatan masyarakat.
WHO mencatat polusi udara membunuh sekitar 7 juta orang di seluruh dunia setiap tahunnya dan sekitar 9 dari 10 orang di dunia menghirup udara yang buruk.
Beberapa penyakit bahkan membayangi masyarakat yang tinggal di wilayah dengan kualitas buruk seperti infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), pneumonia, bronchopneumonia, kardiovaskular hingga kanker. (Oby)