“Sebetulnya banyak sekali kejadian, cuma yang saya tahu persis, saat itu saya jadi Wali Kota Surabaya, ada seseorang masih muda, dia berjalan di rel kereta api, semua orang sudah berteriak minggir-minggir, namun dia nggak minggir. Akhirnya dia terlindas kereta api. Ternyata setelah itu, semua keluarganya menyampaikan bahwa dia tunarungu dan tuna wicara. Nah, karena alasan itu kemudian membuat saya meminta staf untuk menciptakan alat untuk saudara-saudara kita yang tuna wicara maupun tunarungu,” tutur kata Risma
Meski telah diperkenalkan di hadapan publik, namun alat tersebut masih dalam proses produksi dan pendaftaran ke Dirjen Haki Kemenkum HAM.
Nantinya, para penyandang disabilitas gruwi dapat mengajukan alat tersebut ke Kementrian Sosial. (Oby).