Jakarta,ebcmedia-Anggota Komisi IV DPR RI, Anton Sihombing mengatakan, anggaran Kementerian Pertanian tiap tahun meningkat. Namun, pembangunan di sektor pertanian jalan di tempat.
Anton Sihombing merupakan kader Partai Golkar yang sudah 8 tahun duduk di Komisi IV DPR RI. Komisi ini mempunyai ruang lingkup tugas di bidang pertanian, lingkungan hidup dan kehutanan, serta kelautan.
Sepengetahuan Anton, setiap tahun anggaran Kementerian Pertanian meningkat. Sebagai perbandingan, sekitar tahun 2003 anggaran Kementerian Pertanian sekitar Rp 3 triliun. Sekarang mendekati Rp 30 triliun.
Lantaran itu, ia meminta Menteri Pertanian Amran Sulaiman benar-benar memanfaatkan anggaran itu untuk kepentingan pertanian, baik untuk ketersediaan pupuk, pelatihan-pelatihan kepada petani yang dilakukan langsung oleh penyuluh pertanian.
“Saya rasa, titel profesor, doktor, S2, banyak di Kementerian Pertanian. Tapi kita lihat sendiri, apa hasil dan apa faedahnya?” tanya Anton kepada ebcmedia di sela acara HUT ke-59 Golkar di Jakarta, Senin malam (6/11/2023).
Anton mengutarakan di era Presiden Soeharto, Indonesia pernah swasembada pangan. Sesudahnya, pembangunan sektor pertanian mengalami kemunduran.
Dirinya mencontohkan kondisi para petani di Sumatera Utara. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ketika berkunjung ke Kabupaten Simalungun mendengar sendiri penuturan dari petani pekebun bahwa harga jual jeruk yang dihasilkan dari perkebunan di Simalungun, Beras Tagi, dan Tanah Karo sangat murah. Di sisi lain, impor produk pertanian dan perkebunan di Indonesia melimpah.
“Apakah kita tidak memikirkan petani kita?” kritik Anton kepada pemerintah.
Anton juga menyinggung kondisi Sungai Asahan yang begitu besar, airnya pun melimpah. Namun, kurang dimanfaatkan untuk pengairan persawahan di sekitaran Sungai Asahan. Pasalnya, lahan pertanian tersebut kering kerontang.
“Padahal dulu kita sudah buat blue print agar air dari Sungai Asahan dibikin irigasi ke Sungai Loba untuk mengairi 80 ribu hektare lahan pertanian,” katanya.
Politikus Partai Golkar ini maju kembali sebagai calon legislatif dari daerah pemilihan 3 Sumatera Utara. Jika kembali mendapat amanah dari konstituen, Anton berjanji berjuang keras agar program pembangunan pertanian yang sudah disusun dalam blue print kembali dilanjutkan.
“Karena tidak ada yang mengusulkan, sehingga program itu tidak dijalankan,” imbuhnya.
Jika duduk kembali sebagai anggota DPR RI, Anton mendorong pembangunan jalan-jalan dan infrastruktur untuk memperlancar akses aktivitas usaha petani dan masyarakat. Karena, jika hanya mengharapkan dari APBD sangat riskan.
Anton mengajak pihak-pihak terkait untuk sama-sama memperhatikan sektor pertanian dengan segala permasalahan yang masih dihadapinya. Menurutnya, banyak yang membahas, memperbincangkan kesulitan atau kurang memadainya pertanian kita, tetapi sangat sedikit orang yang mewujudkan cita-cita untuk memperbaiki sektor pertanian. (Obby/Syarif)