Ray Rangkuti: Suasana Pilpres Tidak akan Panas Kalau Jokowi Tidak Grasak-grusuk

oleh -1472 Dilihat
banner 468x60

Jakarta, ebcmedia – Pengamat politik sekaligus Direktur Lingkar Madani Indonesia, Ray Rangkuti mengatakan, memanasnya suhu politik saat ini dikarenakan Presiden Jokowi yang grasak-grusuk dalam mencalonkan putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka sebagai bacawapres dari Prabowo Subianto.

Padahal Presiden Jokowi dalam suasana politik ini selalu menggaungkan kata tenang, damai, jangan grasak-grusuk, ojo kesusu kepada masyarakat Indonesia. Namun, sikap Jokowi yang membiarkan Gibran menjadi cawapres membuat Jokowi terlihat tidak konsisten dengan ucapannya sendiri bahkan membuat PDI Perjuangan merasa kecewa dengan kadernya itu.

“Saya nggak tau persisnya, tapi yang saya baca itu beliau tidak bersikap menolak anaknya sebagai cawapres. Mungkin ada faktor yangmengutamakan anak daripada yang lain. Sebab kalau bukan karena persoalan ini tidak perlu seribut ini kan pemilu kita,” ujar Ray di daerah Matraman, Jakarta Timur pada Kamis (2/11/2023).

“Jadi pak Jokowi bilang ayo dong tenang, jangan grasak-grusuk. Justru bisa dikatakan ini ketidakhangatan, ketidaktenangan ini berangkat dari sikap Pak Jokowi juga,” lanjutnya.

Lanjut Ray, seharusnya Jokowi dan Gibran secara tegas mengeluarkan statement atau pernyataan mengapa mereka memiliki sikap berbeda dengan PDI Perjuangan.

“Justru karena tidak ada pernyataan itu yang mengherankan kalau sekiranya beliau berbeda atau Gibran berbeda dengan PDIP secara prinsipil orang masih bisa memahaminya (seharusnya diungkap),” katanya.

Hingga saat ini, PDI Perjuangan masih belum mengeluarkan tindakan terhadap sikap Gibran yang bermanuver ke Koalisi Indonesia Maju.

Menurut Ray, sikap itu diambil secara sengaja oleh PDI Perjuangan karena sikap Jokowi dan Gibran yang tidak jelas.

Diketahui sebelumnya, Jokowi maupun Gibran terlihat satu jalan dengan PDI Perjuangan. Jokowi hadir dalam deklarasi Ganjar Pranowo sebagai capres PDI Perjuangan. Bahkan Gibran sampai membuat video dukungan untuk Ganjar.

“Ketika Ganjar diusung jadi presiden pak Jokowi datang Gibran juga bikin video. Jadi apa yang membuat mereka keluar? Kecuali mereka memiliki ambisi sendiri di luar keputusan PDIP. Makanya bisa dipahami pdip itu tidak mau mengeluarkan semacam pemecatan,” urainya.

Ray menyarankan apabila Presiden Jokowi dan Gibran sudah berbeda prinsip, lebih baik untuk mereka secara tegas keluar dari PDI Perjuangan bukan malah memilih jalan dua kaki.

“Kalau mereka berbeda secara prinsip dengan PDI Perjuangan, menurut saya tidak ada alasan bagi mereka untuk tetap di partai itu. Keluar aja sekalian. Ini kan aneh mereka tetap di dalam tidak menyatakan keluar tapi tidak menyatakan juga ada sesuatu prinsip yg membuat mereka tidak ikut keputusan PDI Perjuangan dan membuat jalan sendiri,” tegasnya. (Dian

No More Posts Available.

No more pages to load.