Linda Susanti: Pemberitaan Tempo Fitnah dan Tidak Faktual

oleh -1541 Dilihat
oleh
banner 468x60

Jakarta, ebcmedia -Linda Susanti merasa keberatan atas pemberitaan Tempo berjudul “Benarkah Pimpinan KPK Memeras Hakim Agung?” di media online, Minggu (3/3/2024).

Narasi pemberitaan tersebut sangat menyudutkan dan tidak sesuai dengan fakta wawancara yang sebenarnya.

Dalam narasi pemberitaan Tempo menyebutkan bahwa dirinya dipanggil oleh penyidik Unit 3 Satuan Resmob Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya pada Jumat (1/3/2024), dan sampai pukul 00.30 WIB baru dibolehkan pulang.

Isi pemberitaan tersebut sangat tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya. Wanita yang biasa disapa Oca yang seharusnya datang ke Polda tanggal 6 Maret 2024, tetapi ia tidak mau menunggu lama, karena hanya ingin agar laporan seorang pegawai Mahkamah Agung (MA) bernama Ahmad Sulaiman diselesaikan dengan sesegera mungkin.

Oca merasa disudutkan dan difitnah atas pemberitaan tersebut, karena dalam tulisan yang dimuat oleh media Tempo sama sekali tidak benar.

Di artikel yang dirilis oleh Tempo menyebutkan bahwa Oca ditahan di Polda Metro Jaya sampai dengan jam 00.30 WIB, baru dibolehkan pulang oleh penyidik. Padahal faktanya dirinya hanya mengkroscek ulang hasil keterangan klarifikasi dan tidak mau tanda tangan yang apabila tidak sesuai dengan fakta peristiwa yang dialami mengenai urusannya dengan Ahmad Sulaiman.

“Saat itu penyidik sendiri maunya saya cepat-cepat pulang karena sudah malam. Tapi, saya tidak mau, karena saya meneliti ketikan yang diketik oleh penyidik dan itu terbukti banyak kata-kata yang makna dan peristiwanya sudah pasti akan berbeda apabila tidak diperbaiki. Saya hanya menjawab kepada penyidik, nantilah pak, sabar dong. Saya punya hak untuk meneliti dan koreksi isi dari apa yang sampaikan. Saya ingin menjelaskan secara lengkap, dan saya harus mengecek keterangan saya kembali yang telah dicatat oleh penyidik,” tutur Oca, Senin (4/3/2024).

Pemimpin umum salah satu media massa itu menduga narasi pemberitaan Tempo ada penggiringan opini luar biasa, yang nantinya akan menimbulkan asumsi negatif pada pembaca.

“Saya sudah bisa memahami arahnya ke mana pemberitaan tersebut. Kalaupun mau mencari sesuatu dari saya, seharusnya jangan mengorbankan orang lain. Saya sudah menyatakan keberatan saya atas artikel tersebut dikarenakan banyak poin yang tidak sesuai dengan fakta wawancara,” urainya.

Oca menyakini pernyataannya dapat dipertanggung jawabkan dikarenakan memiliki bukti rekaman dari awal seluruh wawancara dengan jurnalis Tempo.

“Saya sudah menyampaikan kepada jurnalis, bahwa keterangan yang saya berikan diharapkan sesuai fakta yang sebenarnya, jangan ada yang dipotong-potong atau dipenggal. Sehingga si pembaca akan mendapatkan intisari yang sesuai fakta yang saya berikan. Bukan sesuai intisari yang masih dugaan dan masih dicari peristiwanya,” ungkapnya.

Oca mengungkapkan, pada Jumat siang (1/3/2024), ada dua wartawan Tempo datang ke kantornya di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, untuk mewawancarai dirinya.

Wawancara menyoal suatu perkara yang tengah membelit orangtua angkat Oca di Asabri yang menurut Oca orangtua angkatnya masih dapat diselamatkan.

“Saya sebagai warga Indonesia mendukung pemberantasan korupsi. Namun berantaslah kepada orang yang benar-benar merugikan negara, sedangkan fakta dipersidangan banyak hal yang seharusnya dapat menyelamatkan orangtuanya,” tambahnya.

Oca menjabarkan semua pertanyaan yang dilontarkan kedua wartawan Tempo merupakan potong-potongan keterangan yang tidak sesuai dengan dirinya dalam wawancara tersebut.

Wartawan Tempo, lanjut Oca, telah menyampaikan permintaan maaf atas pemberitaan tersebut, dan mengatakan akan evaluasi. Tapi, tidak hanya sebatas itu, karena media merupakan tulang punggung negara untuk pemberitaan. Maka sampaikanlah yang sesuai wawancara jangan dipotong dan dipenggal, yang akhirnya penggiringan opini, dan itu tidak baik.

Menurutnya, media massa terikat kode etik jurnalistik yang harus menyuarakan kebenaran sesuai fakta wawancara.

“Ketika si pembaca membaca berita, tentunya akan mendapatkan makna dan intisari dari sebuah tulisan. Maka sebagai jurnalis rangkumlah wawancara tersebut menjadi intisari yang sesuai fakta. Karena pemberitaan yang keliru dapat merugikan orang lain. Bagaimana nasib orang lain seperti saya, ketika dia diberitakan seperti itu, akan banyak persepsi yang berbeda padahal penyidik sendiri masih mencari peristiwanya, tetapi hasil artikel Tempo intisarinya itu sangat berbeda dengan faktanya,” paparnya.

Terkait pemberitaan Tempo ini, Oca segera akan mengajukan keberatan. Dia sedang menyiapkan langkah-langkah selanjutnya atas pemberitaan yang dinilai menyudutkan dirinya. (Oby)

No More Posts Available.

No more pages to load.