Linda Susanti Merajut Tali Silaturahmi ke KH Junaedi Al-Baghdadi

oleh -227 Dilihat
oleh
banner 468x60

Karawang,ebcmedia-Linda Susanti menyambangi kediaman KH Junaedi Al-Baghdadi yang merupakan Pimpinan Pesantren Al-Baghdadi di Dusun Kelor, Desa Amansari, Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Sabtu (1/6/2024). Selain merajut tali silaturahmi yang pernah terjalin, Linda juga akan mengikuti dzikir (managiban) bersama ribuah jamaah.

Kedatangan Linda Susanti disambut hangat KH Junaedi Al-Baghdadi di Pesantren Al-Baghdadi. Perbincangan hangat di antara keduanya terbangun di ruang tamu, layaknya sahabat yang sudah lama tidak berjumpa.

Linda beberapa bulan ini memang tengah disibukkan dengan aktivitasnya sebagai seorang pengusaha. Di tengah kesibukannya, ia menyempatkan menyambangi kediaman KH Junaedi Al-Baghdadi di Rengasdengklok, Karawang.

Alhamdulillah, tadi saya sore saya diterima langsung oleh Abah Junaedi di rumahnya. Saya memang beberapa kali mengikuti dzikir bersama ribuan jamaah yang dipimpin langsung oleh Abah Junaedi. Malam ini, sekitar pukul 10.00, saya akan mengikuti dzikir bersama,” kata Linda seusai bertemu KH Junaedi.

Linda merasakan ketenangan dan kedamaian ketika melafazkan dzikir secara khusyu bersama ribuan jamaah lainnya di halaman Pesantren Al-Baghdadi.

KH Junaedi atau familiar disapa Abah Junaedi dikenal sebagai Pimpinan Majelis Manaqiban Syekh Abdul Qadir Jaelani di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Setiap Sabtu malam, ia menggelar dzikir (manaqiban) di kediamannya, Pesantren Al-Baghdadi. Namun malam Sabtu kliwon merupakan ‘puncak’ manaqiban tersebut, yang dihadiri ribuan jamaahnya. Mereka datang tidak hanya dari Jawa, namun provinsi lainnya di Indonesia.

Abah Junaedi tergolong sosok yang rendah hati. Kehidupannya sehari-hari dilakukan secara sederhana dan tidak merasa ekslusif. Pintu rumahnya selalu terbuka untuk siapapun dan dari kalangan manapun.

Tokoh kelahiran Jember, 15 Agustus 1970 itu bukan pula type orang yang gila hormat. Sebaliknya, dia akan menghormati guru, karena menurutnya adalah suatu keharusan sebagaimana menghormat orang lain juga. Tapi, jika penghormatan itu sudah mengarah kepada kultus individu, ia menentangnya.

Ketokohan Abah Junaedi sudah tidak diragukan lagi. Tamu-tamu yang datang yang ke rumahnya, selain rakyat biasa, juga banyak dari kalangan bonafide. Mulai dari kalangan artis, pengusaha, hingga pejabat tinggi negara, sering mengunjungi kediamannya. Abah Juanedi bahkan kerap dipanggil Presiden Jokowi. Sudah tak terhitung berapa kali ia datang ke istana negara untuk menghadap sang presiden. Begitu juga sebaliknya, Presiden Jokowi pernah mengunjungi rumahnya.

“Saya merasa bersyukur dan senang bisa mengenal dan bersahabat dengan Abah Junaedi. Beliau tokoh yang rendah hati dan tak sungkan-sungkan memberikan nasihat dan bimbingan rohani keagamaan,” kata Linda. (Herkis/Syarif)

No More Posts Available.

No more pages to load.